Title : The Phobia (part 1)
Genre : Romantice
Cast : 김 혜인, 쵸규현, 장은미, 이혁재, 김 혜나, 이동해,
Kali ini aku tak berharap banyak, ini adalah harapan terakhirku untuk
mengatakan terima kasih sebanyak-banyaknya pada namja itu. Ya, ini kesempatan
terakhir, setelah satu tahun aku memendam perasaan padanya. Seorang namja yang
sangat lain dimataku dan hanya dia yang bisa membuatku berubah.
-FLASH BACK-
*Kim Hyein POV*
“aduh, Ah.. Chosoenghamnida” aku tertabrak seseorang
yang berada di depanku, wajar saja aku menabrak seseorang, karena sekarang ini
tanganku memegang tumpukan buku tugas yang hampir menutupi seluruh wajahku.
Hampir saja buku-buku ini tidak jatuh.
“Yaaaa.. kau ini sudah tahu berbadan kecil masih saja
sok-sok’an membawa buku sebanyak ini” ujar orang yang ku tabrak tadi. Suaranya
berat, ternyata dia seorang namja. Dengan sigap dia langsung mengambil ¾ buku
yang berada di tanganku dan membawanya pergi. Aku terperangah melihatnya yang
berlalu begitu saja di depanku.
“Hei .. ya.. mau kau bawa kemana buku itu..” aku
berusaha mengejarnya.
Tiba-tiba...
Gedubuk..
Aku terjatuh dengan posisi tengkurap, buku di
tanganku berserakan dan terjatuh tepat di belakang namja itu, aku terjatuh
karena tiba-tiba kaki kananku terselip dengan kaki kiriku. Aku ini memang gadis
yang ceroboh. Itulah kelemahanku.
Aku merasakan sakit disekitar wajahku, sepertinya
wajahku memerah karena baru saja aku melakukan ciuman pertamaku dengan lantai
sekolah. Rasanya perih sekali, namja itu menoleh kebelakang dan menoleh ke
arahku sambil tertawa kecil.
“ apa yang sedang kau lakukan? Kau ini ceroboh sekali
ya” sambil tertawa kecil.
Aku mendongakkan wajahku ke arahnya, aku sedikit
kesal, dia bukannya membantuku berdiri tapi malah menertawakanku. Tapi rasa
kesal itu hilang ketika melihat wajahnya yang teduh, sorot mata yang tajam, dan
memancarkan sinar kehangatan. Aku terdiam, membiarkan dia tertawa. Mungkin aku
sudah terpesona pada pandangan pertama padanya. Baru kali ini aku berani
menatap mata seorang namja begitu lama sehingga aku tidak sadar dengan posisi
yang tidak mengenakkan ini.
Namja
itu menghentikan tawanya dan membangunkanku dari posisi anehku dengan
menggengam lengan atas tanganku. Aku masih terpesona dengan perlakuannya.
“gwenchana?”
namja itu melepas gengamannya.
“ne..”
aku menjawab
pertanyaannya sambil merapihkan rambut dan menutup nametag yang melekat didada
kiriku, aku tak ingin dia mengenaliku dengan kejadian memalukan ini.
“ Baguslah
kalau begitu, dimana ingin kau taruh semua buku-buku ini?” ucapnya sambil
mengoyang-goyangkan ¾ tumpukan bukuku
ditangannya.
“ah..
itu di meja Choi sosengnim” CHO KYUHYUN aku mengeja nama namja itu dari
seragamnya. Ah.. aku pasti tidak akan melupakannya dan kejadian hari ini.
Kyuhyun langsung berlalu dari hadapanku dan
pergi keruang guru, membiarkan gadis yang baru saja melakukan hal bodoh pada kesan pertama ini. Aku
mematung, tersipu malu sendiri di lorong sekolah dan baru tersadar setelah
beberapa menit kemudian. “ah… babo kau ini Hyein. Apa yang kau lakukan barusan?
Mengapa tidak mengucapkan terima kasih padanya?.. aish” ucapku sambil memukul
sedikit kepalaku yang bodoh ini, bisa-bisanya terpesona di saat yang salah.
Heuuuhh, aku langsung bergegas ke ruang guru.
Oh iya, aku belum memperkenalkan diriku
sebelumnya. Namaku Kim Hyein 16 tahun dan tahun ini aku menginjakkan kaki di
perguruan tinggi Yeomkwang di kelas 1-2. Aku adalah gadis mungil yang terlahir
dari keluarga yang biasa-biasa saja. Termasuk gadis kecil dan mungil karena
hanya dianugerahkan tinggi badan mencapai 155cm dengan berat badan 37kg sangat
kecil untuk ukuran anak SMA, terlebih dengan sikapku yang sangat sulit ku ubah
yaitu sikap ceroboh. Aku selalu saja melakukan banyak kesalahan di semua
kegiatanku. Teman-temanku kebanyakan menyebut seperti anak kecil. Tapi aku tak
pernah menanggap itu serius. Aku hanya berfikir bahwa aku ini hanya ceroboh dan
tetap dewasa. ^^
***
Semenjak hari itu aku terus memikirkannya. Cho
Kyuhyun , namja yang telah membantuku mengangkat buku ke ruang Choi sosengnim
dan aku belum sempat mengucapkan terima kasaih padanya. Aku pun baru mengetahui
bahwa kyuhyun seumuran denganku, dia berada
di kelas 1-5. Hal lain yang punbaru aku sadari adalah, ternyata Kyuhyun
sangat terkenal. Semua orang mengaguminya, menurut gossip yang beredar, Kyuhyun
sangat pandai menyanyi, suaranya bias membuat orang-orang yang mendengarnya
meleleh. Heuuu aku jadi ingin mendengarnya bernyanyi. Kyuhyun juga sangat
jenius. Dia pernah memenangkan olimpiade matematika. Hhmmm…. Melamunkan Kyuhyun
disaat istirahat yang tenang seperti ini bias menjernihkan pikiran dari segala
permasalahan yang ada.
“Hyeninaaaaa…” Eunmi berlari dari luar kelas
kearahku, membuatku terbangun dari lamunan indahku. Padahal aku pun sedang asik
ingin menyusun rencana agar bias menyampaikan ucapan terima kasih untuk Kyuhyun.
“ada apa..?” jawabku sedikit ketus karena ia
membuyarkan segalanya.
“uh, jangan cemberut begitu. Aku tahu kau
sedang butuh tempat untuk bersenag-senang” tangan jahil Eunmi mulai
mencubit-cubit pipiku yang tidak tembab sama sekali.
“eoo--die—oo?” jawabku dengan pipi dicubit
eunmi, sambil melepaskan tangannya dari pipiku, sahabatku yang satu ini memang
sangat hobi menganggapku seperti adiknya sendiri.
“Kencan buta, kita pergi ke karaoke pulang
sekolah nanti. Donghae oppa dan Eunhyuk oppa ikut di kencan buta nanti.”
“Mwo? Michoso? Kenapa kau malah mengajakku? Kan
kau tau sendiri kalau aku ini takut dengan namja. Apalagi kencan buta seperti
itu. Shiro. Aku tidak mau ikut.”
“Aku sedang membantumu untuk keluar dari rasa
takutmu itu chingu…. Siapa tau kau bertemu dengan namja yang bias menghilangkan
rasa takutmu itu.” Eunmi mulai mencolek-colek daguku.
“aku sudah bertemu dengan namja seperti itu.”
Dengan sedikit angkuh aku menolehkan kepalaku kearah lain. Haha. Aku belum
menceritakan kejadian tempo hari kepada sahabatku yang satu ini.
“ommo…. Jadi, secara diam-diam kau telah
menemukan belahan jiwamu?” dia memegang kedua pipiku. Wajahnya berubah serius.
“ah, itu terlalu berlebihan eunmi-a. bukan
seperti itu.”
“mengapa kau tak pernah menceritakannya
padaku?” eunmi menarik kursi disebelahku dan merapatkannya ke kursiku.
“sebenarnya aku ingin menceritakannya padamu,
hanya saja….”
“Annyeonghaseyo yeorobun?” Choi sosengnim
memotong obrolanku dengan Eunmi. Aku tersenyum, Eunmi bergumam sambil
mencolek-colek sikuku. Hehe.. mianhae chingu ini bukan waktu yang tepat..
***
“Ayo. Cepat sana…. Palli palli..”
“apa kau yakinin waktu yang tepat?”
“Iya.. sudah cepat sana…. Dia sudah ada di
dalam kelas.” Eunmi sedang mendorongku kearah pintu kelas 1-5. Kelas Cho
Kyuhyun. Dengan modal nekat aku pun memberanikan diri untuk melangkah menuju
pintu. Meskipun aku sangat takut. Apalagi ini sudah lumayan lama semenjak
kejadian itu. Aku takut bahkan Kyuhyun pun lupa dengan wajahku. Tapi taka pa, apa salahnya mencoba, toh tak
harus melihat matanya kan? ^^.
Tiba-tiba…
Braaak..
Dua pintu kelas yang tadi tertutup salah satu
sisinya terbuka dan tepat mengenai wajahku yang tak berdosa. Ada yang membuka
pintu, dan tidak menyadari ada orang di
luar yaitu aku. Wajahku yang terbentur ini rasanya sepeerti memerah dan akan
memar. Perih sekali, aku langsung mengusap-usap wajahku.
“Aigoo.. bagaimana ini bias terjadi?” eunmi
tampak panic, dia langsung memalingkan wajahku yang merah ini ke arahnya.
“gwenchana?” tanyanya. Aku melihat sekeliling, semua orang dalam kelas itu
berlarian keluar melihat apa yang terjadi, bunyi pintu yang mencium wajahku
tadi ternyata keras sekali. Waa.... Apa ini? Memalukan sekali, tidak bertemu
Kyuhyun, aku malah kena sial begini. Rasanya aku ingin mati saja. Aku menutupi
wajahku dengan kedua tangan yang tadi bertugas mengusap-usap wajah. Eunmi
langsung menarikku keluar dari kerumunan. Malu sekali rasanya. Kyuhyun pasti
melihatku juga tadi. Aigooo, bagaimana ini. Dasar, aku ini memang ceroboh
sekali.
“aku sudah bilangkan. Ini bukan waktu yang
tepat eunmi yaa..”
“ne.. mianhae mian..” eunmi hanya senyum-senyum
tak bersalah. Heuuuh.
*Kyuhyun POV*
Aku melihat gadis mungil kecil itu lagi, di
dekat pintu kelasku. Rupanya bunyi keras tadi adalah pintu yang terkena wajah
kecilnya itu, karena dia sedang memegang jidatnya. Wajahnya memerah sekali
seperti ketika dia terjatuh saat membawa buku. Wajahnya tetap manis. Sepertinya
yeoja mungil itu ceroboh sekali. Bagaimana bias pintu ini menabrak wajahnya.
Aku tersenyum kecil. Aku lihat sekelilingku. Aku ingin menolongnya. Ketika aku menoleh ke tempat yeoja itu lagi,
dia sudah lari bersama temannya. Haha.
Sebelumnya aku pernah melihatnya menumpahkan
susu kebajunya sendiri ditaman karena melamun. Wajahnya sangat menggemaskan.
Apalagi matanya yang bulat. Ia terlihat seperti anak kecil. Semua ekspresi yang
ada di wajahnya sangat menggemaskan. Aku kembali tersenyum-senyum sendiri.
“Tapi, kenapa tadi dia bias ada di depan kelasku? Apa dia mencari seseorang?”
aku berfikir kembali. Ah, nama yeoja itu saja aku tidak tahu.
Aku balik ketempat dudukku, meraih PSPku yang
sempat kutinggalkan tadi sambil melanjutkan lamunanku. Setelah bertemu
dengannya ketika accident tabrak buku itu, entah kenapa yeoja itu menarik
perhatianku. Aku selalu memperhatikannya dari jauh. Akhir-akhir ini dia sering
melamun dan senyum-senyum sendiri. Apa dia sedang jatuh cinta? Apa yang sedang
dia pikirkan? Mungkinkah orang yang dia sukai ada di kelas ini? Itu sebabnya
dia berada di sini tadi? Ah…. Aku sangat penasaran. Andai saja aku berani untuk
menyapanya dan bertanya langsung pada yeoja itu. Sayang sekali rasa malu ini
menutupi segalanya. Tapi,bagaimana mungkin aku bias tertarik sekali dengan
yeoja itu? Ini agak aneh. Meski manis, yeoja itu bukanlah tipeku. Sebagai namja
yang akan menjadi artis, aku harus menpunyai yeoja chingu yang tinggi, cantik,
dan sepadan denganku. Hehe. Aku terkembali tersenyum. Apa yang aku pikirkan.
Cinta itu tidak melihat apapun. Yeoja itu punya pesonanya sendiri. Dengan
kecerobohannya, dia membangkitkan jiwa namja sejati yang harus melindungi para
yeoja. Mungkin aku harus mencari tahu tentangnya mulai dari sekarang. “Yes sir,
Yes sir.” Ucapku sekaligus memenangkan permainanku ini.